Tuesday 21 April 2015

Cara Hemat Hidup di Balikpapan


Oleh: Akhmad Fatoni

Bebas: Penjual memberi keleluasan mengambil sendiri
(foto: Akhmad Fatoni)


Balikpapan merupakan daerah yang memiliki perkembangan yang amat pesat. Bila menengok 10 tahun silam, mungkin masih banyak ditemui pohon-pohon besar (kayu besi: ulin) menjulang tinggi. Akan tetapi, sekarang akan ditemui gedung-gedung tinggi nan megah. Mulai dari mall, hotel, hingga apartemen mewah. Balikpapan kini menjadi inceran orang-orang ibukota untuk mengembangkan usaha. Tak ayal, jika pembangunan di kota ini sudah hampir sejajar dengan ibukota. 

Kota minyak, begitulah salah satu julukan untuk Balikpapan. Itulah yang menyebabkan Balikpapan menjadi salah satu kota di daerah yang mampu memberi devisa cukup besar untuk negera. Tak heran bila banyak sekali mobil-mobil mewah berseliweran di jalanan kota ini. Namun, berhati-hatilah membelanjakan uang, sebab segala kebutuhan di kota ini di atas rata-rata. 

Cara berhemat di sana yakni menanyakan dulu harga sebelum melakukan transaksi jual-beli atau menggunakan sebuah jasa. Salah satu kedan dan warung yang memberi harga murah di Kalimantan Timur ini yakni areal belakang Bank BCA, Balikpapan. Di sana berjajar 3 warung. 2 Warung kopi dan 1 warung makan. Warung makannya diapit oleh 2 warung kopi. 

Jalan Blora
Warkop IPI, salah di antara 2 warkop di belakang Bank BCA. Tak ada yang istimewa, sama seperti warung pada umumnya. Terbuat dari petak kecil yang terbuat dari kayu berbalut triplek. Meskipun begitu, sirkulasinya pembeli sangat cepat. 
“Yah, sempat sampai berjubel, bahkan mereka rela menunggu dengan berdiri.” Papar Hendro, pemilik Warkop IPI.
Warkop IPI, buka selama 20 Jam. Mulai pukul 03.00 dini hari, hingga 24.00 WITA. Memang di warung ini tidak menyajikan aneka makanan. Sesuai dengan namanya, warkop. Namun, jika perut keroncongan setidaknya Warung Ipi sudah menyediakan nasi bungkus, atau yang sering disebut nasi kucing. 
“Memang sengaja tidak menyediakan makanan, minuman saja.” Tambah Hendro, ayah 2 orang anak ini. 
Begitulah, Warung IPI ini, itu memang berdasarkan dan filosofi yang diusung, enjoy. Pemilik enjoy, pembeli tentunya juga enjoy. Ke-enjoy-an itu juga didukung dengan menu yang murah. Segala jenis minuman dipukul rata dengan harga 3 ribu rupiah. Hal itulah yang membuat Warkop IPI tidak pernah sepi
.
Warkop Ipi:harga pas, pengunjung puas.

Warung IPI didirikan sejak enam tahun lalu oleh Hendro dan satu rekannya. Segalanya dibagi rata. Hendro berjaga siang sampai malam, sedangkan temannya dari pagi-siang. Hendro memang sengaja memilih malam, biar bisa enjoy. Jika pagi, pasti kewalahan dan harus menambah karyawan lagi. Jika berjaga malam, ia hanya dibantu dengan dua orang karyawan, terkadang juga ditemani istri tercintanya. Meskipun untuk omset yang didapat ketika malam hanya berkisar 500-800 (laba bersih), beda jauh dengan pagi yang bisa sampai 1,5-2 juta. Memang, jika pagi banyak yang berjubel datang ke mari. Mulai dari pelajar, karyawan, dan sales. Terkadang juga datang anggota DPR, sampai walikota. 


Sederhana: Diskusi bisa terjadi di mana saja.

“Meski hanya warung begini, Pak Walikota pernah kemari, ya memang beda sih dengan orang biasa. Ia selalu dibuntuti para pengawal.” Papar Hendro sembari menghisap rokok. 
Begitulah, warung di Jalan Blora, Klandasan Ilir, Balikpapan yang menawarkan menu sederhana namun bisa memuaskan. 

Melawai dan Bukit Tinggi
Satu tempat saja nampaknya tidak cukup.  Sesekali waktu butuh tempat lain untuk merasakan udara segar. 
Tempat lain yang kiranya bisa dirujuk yakni Melawai dan Bukit Tinggi. Kawasan melawai ini akan menjadi jujukan para muda-mudi. Entah hanya untuk nongkrong atau kumpul dengan komunitasnya. 
Kawasan ini akan mencapai puncak keramaian ketika akhir pekan. Ketika memilih tempat ini untuk menikmati akhir pekan, jangan khawatir garing. Sebab di sana suah banyak para pedagang yang menjual aneka makanan dan minuman yang harganya masih bisa dikompromikan.*** 









0 comments:

Post a Comment