Kota Minyak yang Terus Berkembang

Balikpapan, secara geografis terletak di garis katulistiwa. Hal itu yang membuat daerah ini menjadi istimewa, tidak mengenal musim. Cuaca panas terik, bisa turun hujan.

Cara Hidup Hemat di Balikpapan

Balikpapan merupakan daerah yang memiliki perkembangan yang amat pesat. Bila menengok 10 tahun silam, mungkin masih banyak ditemui pohon-pohon besar (kayu besi: ulin) menjulang tinggi. Akan tetapi, sekarang akan ditemui gedung-gedung tinggi nan megah. Mulai dari mall, hotel, hingga apartemen mewah. Balikpapan kini menjadi inceran orang-orang ibukota untuk mengembangkan usaha. Tak ayal, jika pembangunan di kota ini sudah hampir sejajar dengan ibukota.

Buku Mempererat Silaturrahim

Dulu saya hanya membaca buku di perpustakaan, sampai akhirnya sekarang saya sudah memiliki koleksi buku yang sudah mencapai ratusan buku. Sekali lagi, karena hal itu berawal dari kecintaan saya terhadap buku. Lambat laun, dari yang hanya bisa membaca karya saja. Sekarang, kecintaan saya itu menghubungkan saya dengan penulis-penulis buku. Dan dari buah silaturrahim itu, saya pun mulai menulis buku. Sungguh ini tidak saya duga sama sekali.

Masalah

Ya, keberanian adalah modal utama, selain kepercayaan. Sebab saya percaya di balik kesulitan ada kemudahan. Setidaknya hal itu telah dibuktikan oleh Chairul Tanjung—pemilik Group TransCorps (TransTV dan Trans7), selain itu juga pemilik Bank Mega—yang berani menjadi “penentang”, sehingga menempatkan dirinya pada posisi pengusaha sukses.

Workshop Menulis Puisi

Workshop menulis puisi bersama Akhmad Fatoni (penyair dan akademisi). Gratis dan Terbuka untuk umum. Pendaftaran terakhir Jumat, 15 Mei 2015, pukul 15.00 WIB.

Thursday 21 May 2015

Tulisan Ringan Selalu Menawan

Oleh: Akhmad Fatoni

Esai Mochammad Asrori di Harian Radar Mojokerto, 17 Mei 2015

Entah kenapa saya suka sekali membaca tulisan yang renyah dan ringan. Ya, akhir-akhir ini saya memang terpikat dengan tulisan model seperti itu. Kali pertama saya membaca dan langsung terpikat yakni ketika membaca kolom di harian Kompas yang ditulis oleh Samuel Mulia. Selanjutnya ada lagi, AS Laksana di harian Jawa Pos (dan juga di blognya). Entah kenapa saya selalu mencari tulisan ringan semacam itu. Dan ketemulah dengan tulisan Hasan Aspahani dan Aan Mansur. Ternyata beberapa hari lalu, saya membaca juga tulisan orang Mojokerto, Mochmammad Asrori. 

Tentu, akhirnya saya secara diam-diam akan memantau terus tulisan Asrori. Apakah dia akan menulis seperti ini lagi atau hanya ini saja. Entahlah. Itu dari segi ketertarikannya. Bila menilik isi, tentu ini lain ceritanya. Saya membaca tulisan ini kali pertama di akun facebook seorang teman. Dan akhirnya menemukan di sini (karena saya suka, ya saya bagikan saja tautannya, klik di sini). Anda bisa membaca tulisan Asrori itu dengan klik tautannya, mungkin belum membaca. Ya, biar Anda bisa memahami maksud dari tulisan saya ini mengarah ke mana.

Oke kembali pada isi tulisan tersebut, pembacaan dari kacamata saya, tulisan itu centil. Bisa dikatakan juga nakal. Pandangan tersebut membuat saya beropini dua hal, yakni tulisannya terlalu frontal sebab perpaduan antara seorang sastrawan (dan budayawan), sebab akhir-akhir ini pandangan dan pendapat Dadang Ari Murtono (DAM) mulai menyoroti hal yang lebih luas, seperti ludruk, wayang, tari, dan juga cerita rakyat. Tentu hal itu amat fatal, sesuatu yang amat besar disandingjajarkan dengan hal yang dijual kiloan di pasar-pasar. Aih. Semoga DAM tidak meletup membaca tulisan ini. 

Pandanan kedua, yakni tulisan nakal ini tentu memiliki maksud untuk menggugah orang-orang Mojokerto (yang mungkin belum kenal DAM). Ya, itu memang pilihan Asrori sebagai penulis. Namanya juga tulisan ringan, jadi harus dibuat menghibur dan menarik orang. Dan dari sini, saya menaksir bahwa penulis berhasil. Apalagi jika ada yang membaca tulisan ini dan marah. Tentu kemarahan itulah energi letup dari tulisan ini. Gaung dari apa intisari dari tulisan: menjual DAM. Ya, sekali lagi promosi gethok tular itu lebih dahsyat.
Selebihnya, segala hal itu memiliki konsekuensinya. Dan mungkin juga, tulisan ringan saya ini bisa juga memiliki pendapat yang pro dan kontra. Mengapa? Ya karena pembaca itu cerdas.***

Thursday 7 May 2015

Workshop Menulis Puisi

Workshop Menulis Puisi

Bersama Akhmad Fatoni (penyair dan akademisi)


Peserta:

-umum

-membawa peralatan menulis


Fasilitas:

-sertifikat

-support penerbitan


Waktu:

Minggu, 17 Mei 2015

Pukul 09.00 wib


Tempat:

Kelas KAJ

Jalan Mbah Jambu Londen RT01 RW01, Mojosulur, Mojosari, Mojokerto, Jawa Timur


Pendaftaran via sms.

Format sms: ketik nama#alamat#aktivas#lembaga kirim ke 089649248805


Contoh:

Tamara#Gondang-Mojokerto#kuliah#Universitas Brawijaya Malang

Andy Rizki#Jalan Mojopahit 145 Mojokerto#kerja#PT Tjiwi Kimia

Via Amelia#Jalan Merdeka 23 Jombang#sekolah#SMAN 1 Jombang


*pendaftaran di atas pukul 15.00 WIB Jumat, 15 Mei 2015

Saturday 2 May 2015

Perkumpulan Orang-Orang yang Suka Membaca

Oleh Akhmad Fatoni

Hari ini, (Minggu, 3 Maret 2015) saya merencanakan membuat sebuah pertemuan dengan rekan-rekan Liliput (Lingkar Literasi Putih). Perencanaan itu sudah saya atur beberapa hari yang lalu. Kita memilih tempat di Perpustakaan Kabupaten Mojokerto. Yah, itu pertemuan perdana dan pada pertemuan itu kita mencakapkan apa-apa yang harus dilakukan dalam pertemuan tidak penting di akhir pekan.

Yah, saya menganggap seperti itu. Namanya juga akhir pekan. Akhir untuk meluruskan otot yang kaku dan penat karena aktivitas yang padat. Saya membayangkan pertemuan ini semacam rekreasi (cocok dengan salah satu tujuan seseorang datang ke perpus, tidak percaya silakan datang sendiri dan ngecek di komputer layanan perpustakaan). Begitulah, saya sedang rekreasi. Rekreasi dengan membicarakan apa yang perlu dikemas untuk perjalanan hidup. Ya, hidup ini kadang terlalu suram jika kita tidak membawa bekal.

Ah, tapi saya merasa ini takdir Tuhan. Bagaimana tidak, ketika kita mau membicarakan soal bincang buku. Tiba-tiba saya dikagetkan dengan tulisan AS Laksana di Ruang Putih Jawa Pos,  "Beberapa Saran tentang Bacaan yang Penting bagi Anda".  Aih, benar-benar sesuatu yang misterius.

Tak lama saya duduk dan membaca koran Jawa Pos, datang Intan (seseorang yang ikut kelas menulis saya) dan sengaja saya ajak ikut pertemuan ini. Obrolan dengan Intan mulai terjadi dan saya memintanya membaca tulisan AS Laksana. Baru beberapa menit setelah itu, rekan Liliput (Kak Asrori dan Kak Aris) datang. Ruang pun dibangun. Cerita juga dibongkar. Acara berjalan gayeng. Dan akhirnya diputuskan, pertemuan ini rutin sebulan sekali, pada tiap awal bulan. Sampai jumpa bulan depan. Dan bila mau berkunjung dan melihat aktivitas kami, tengok di www.lingkarliterasi.wordpress.com. Wah pengen bergabung. Bagaimana caranya? Gampang datang saja ke Perpustakaan Kabupaten tiap awal bulan. Kalau mau memantau bisa masuk ke akun Liliput di facebook. Sampai jumpa bulan depan. ***